Untuk anakku Feysa. Tuhan telah menitipkanmu kepada kami, maka kami tidak akan pernah lelah memperjuangkan kesembuhanmu. Kami ingin melihatmu bertumbuh sesuai usiamu. Kamu berhak mendapatkan kehidupan yang layak, kamu berhak bernafas dengan lega, kamu berhak beraktifitas bebas seperti teman-temanmu tanpa terbatasi oleh keadaanmu. Sabar ya Nak, bertahan ya Nak, Mama Papa akan berjuang untukmu, kamu pasti sembuh.
Ini adalah kisah bayi mungil bernama Feysa yang kini berusia kurang dari dua bulan. Terdiagnosis dokter mengalami sakit yang cukup parah bahkan harus menggunakan bantuan oksigen.
Dunia ayah dan ibunya serasa runtuh saat dokter memvonis Feysa mengidap jantung bocor dan kelainan pada paru-parunya kebocorannya masuk ke kategori gagal jantung. Hingga kini umurnya kurang dari 2 bulan, Feysa masih berjuang siang malam menahan sakit.
Bayi Feysa terlahir normal dengan berat badan 3 kg dan selama masa kehamilan ibunya Feysa tidak merasakan keluhan apapun atau terjadi peristiwa yang membahayakan dan tak ada kecurigaan apapun.
Hanya bahagia dan rasa syukur yang ibu dan ayah Feysa rasakan saat itu. Namun, usia 1 minggu, Feysa mulai perlihatkan gejala seperti sesak, batuk, muntah dan bibir hingga tangannya membiru.
Ibu dan ayahnya mengira Feysa hanya dehidrasi. Setelah itu ibu dan ayahnya langsung membawanya ke puskesmas dan bidan merujuk Feysa untuk dibawa ke rumah sakit.
Sambil menatap bayi mungil yang sedang digendong, ibunya berkata "Tuhan, semoga tidak terjadi apa-apa terhadap anak saya..."
Sesampainya di rumah sakit, bayi Feysa di tempatkan di IGD, dan Feysa kembali divonis kategori High Risk ia harus jalani perawatan cukup lama di NICU dengan biaya yang amat besar. Kalaupun ayah dan ibunya menjual segala harta yang dipunya, mungkin hanya bisa cukup untuk perawatan yang sebentar.
“Setiap akan berangkat kerja, saya berdoa untuk Feysa. Saya masih nggak menyangka bayi mungil saya terdiagnosis dokter mengalami kebocoran jantung, juga adanya kelainan pada paru-paru. Setiap melihat Feysa saya selalu menitikkan air mata.” - ayah Feysa
Ayahnya hanya bekerja sebagai kurir di salah satu ekspedisi dan ia bilang merasa sulit untuk kebutuhan biaya pengobatan Feysa. Tak jarang ayahnya haus lembur dan terpaksa berhutang sana-sini hanya untuk penuhi kebutuhan makan sehari-hari, belum lagi biaya kontrakan mereka.
Sementara istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga dan fokus merawat Feysa. “Walau semua serba sulit, ayah dan ibunya tak akan menyerah. Feysa adalah titipan dari Tuhan, yang sudah sepatutnya kami jaga dan rawat. kami percaya tuhan akan sembuhkan Feysa,” ujar ayahnya.
#OrangBaik, jika Feysa tak segera mendapat pengobatan intensif dan segera melakukan operasi akan semakin membuat kondisinya memburuk, dan buatnya terancam jantung terhenti. Kami mengajakmu bersama bantu Feysa sembuh lewat uluran tangan kebaikanmu dengan cara